Kuseka peluhku yang menetes sedari tadi.
Tangan kotorku pastilah membekaskan warna hitam didahi.
Aku tak peduli.
Aku terlalu bahagia malam ini.
Ya…bahagia yang sejujurnya.
Bukan pura-pura atau sekedar bahagia.
Kembali kucermati hasil karyaku sepanjang hari ini.
Sudah indah!
Tiap dahan terangkai sempurna,
Dihiasi ornament warna-warni beraneka ragam,
Terliliti lampu-lampu kecil berkerlap-kerlip mengikuti alunan nada,
Bintang emas berdiri kokoh tepat dipuncak.
Sudah sangat indah!
Tiap orang yang datang pasti akan senang memandangnya.
Itulah kebahagiaan kecilku.
Kebahagiaan sederhana.
Yang acapkali dipandang sebelah mata.
“Bahagia itu banyak uang”, seorang teman pernah bilang.
“Belanja baju dan emas permata kapan saja bisa!”
“Punya mobil keluaran terbaru, merek ternama!”
“Itulah arti bahagia!”
Mungkin temanku benar, itu juga sebuah kebahagiaan.
Bahagia untuk dia dan sebagian yang lain.
Tapi itu bukan bahagiaku.
Bahagia sejatiku tercermin dalam rangkaian pohon hasil karyaku.
Menceritakan kisah yang sudah dimulai ribuan tahun silam
Tentang seorang bayi yang lahir dipalungan
Dengan bintang besar diatasnya
Dikelilingi oleh rombongan yang tidak biasa
Namun semua bersukacita untuk hal yang sama:
Lahirnya Juruselamat dunia, Penebus dosa manusia.
Tidakkah ini kebahagiaan sejati?
[041213]
No comments:
Post a Comment