Tuesday, August 18, 2015

Double Shot Espresso

Mata melihat kesempatan
Kuping mendengar kemungkinan
Otak melogika alasan
Tangan bersenda gurau dengan kaki dan kawan-kawan
Jam dinding mendiamkan keributan
Ding…ding…ding
03.00



[150815]

Secangkir Dua Cangkir

Secangkir kopi mengendorkan saraf tubuh
Dua cangkir kopi membuahkan inspirasi
Tiga cangkir kopi membangun komunikasi
Empat cangkir kopi menjalin konspirasi
Lima cangkir kopi meruntuhkan perekonomian mikro


[150815]


Secangkir Kopi di Pagi Hari

Pagi di hari Minggu adalah ketenangan
Melihat mentari bersinar
Melewati celah dedaunan
Menyentuh kelopak bunga

Jemari menggenggam lepas cangkir
Otak siap berekstasi…melampaui batas diri
Hidung menghirup aroma khas buah dari pohon nun jauh disana
Disangrai sepenuh hati,
Dibungkus hati-hati,
Dibuka lembut tanganku,
Dicercap bibir dan lidahku,
Dialirkan pelan tapi pasti ke aliran darahku…

Ah…
Dunia itu indah,
Hidup itu sederhana,
Tuhan itu baik.


[090815 & 150815]

2013

Sekitar minggu ini, dua tahun lalu:
Kakiku menapak di tanah Kalamansi
Tempat asing namun terasa tidak asing
Bukan!
Bukan ikatan historis antar negara
Ini lebih dari itu!
Ini adalah ikatan romantis sarat cerita
Penghubung yang lalu, sekarang, dan kelak

Enam bulan sebelum sekitar minggu ini, dua tahun lalu:
Otakku membuat keputusan
“Kan kujumpai kamu, wahai kawan!
Walaupun harus kutempuh ribuan kilo!”
Keputusan belum tentu benar.
Pun belum tentu salah.
Jatuh, bangun, pingsan, sadar aku dibuatnya
Sedih, takut, berkeringat, bertanya, mengampuni, melepaskan, menerima, gembira, tertawa, ha ha ha ha

Enam bulan sebelum sekitar minggu ini, dua tahun lalu:
Sebuah tombol mengubahku.
Sekitar minggu ini, dua tahun lalu:
Sebuah negara mengubahku.
Hari-hari ini, dua tahun lalu:
Sebuah cinta mengubahku.
Selanjutnya, bertahun tahun kemudian dan sampai selama-lamanya:
Mahal kita, Ku’uipo.



[150815]

Sudah Petang

Cahaya langit tinggal seberkas,
Debu menghilang diganti tanah basah,
Semilir  angin meniupkan aroma bunga di taman,
Lambut laun riuh tetangga pun menghilang,
Selamat petang menjelang malam.



[150815]

Di Sudut Ruang Itu

Hari-hari ini kelopakmu mekar berseri,
Hingga mataku selalu tertuju di sudut ruang itu.
150 hari dari 40 hari ke depan,
Ku harap mataku kembali tertuju di sudut ruang itu.



[150815]

Anggrek

Aku capek membeli bunga tangkai,
Maka kubelilah anggrek.
Semoga aku tidak capek,
Menunggunya mekar kembali.



[150815]

Noted

Baiklah, aku akan pergi
Dengan restuMu.



[290715]

Sang Khalik Nomor Wahid

Andai aku sebaik Sang Khalik:
Memberi apapun tanpa pamrih,
Mengampuni seribu atau jutaan kali,
Merelakan semua yang dimiliki…

Ah …aku tidak mau menjadi baik nomor wahid!
Aku mau Sang Khalik-lah yang terbaik!
Supaya semua orang sadar, hanya Dia yang Maha Baik!



[270715]