Tuesday, August 25, 2015

Janji Suci

Aku memilihmu sebagaimana kamu memilihku
Aku memilihmu dan bukan yang lain
Kamu memilihku dan bukan yang lain
Kamu memilihku sebagaimana aku memilihmu

Kami telah menetapkan pilihan:
Kami bersedia!



[230815]

Teratai

Belum genap satu putaran bulan
Belum puas mata memandang
Maafkan tamanku, menolakmu



[230815]

(Mungkin) Tidak Lagi Secantik Dulu

Rumahku tidak lagi secantik dulu.
Selalu mulus, terurus, nampak baru.

Rumahku tidak lagi secantik dulu.
Dempulan tersebar disana-sini,
Cat lama-baru seolah saling membenci,
Barang lama-baru seakan berperang,
Tanaman lama-baru seolah berjibaku.

Rumahku tidak lagi secantik dulu.
Bukankah diriku pun seperti itu?
Coreng moreng banyak aib,
Makin ditutup makin nampak,
Dibersihkan pun kotor kembali.

Rumahku dan diriku tidak lagi secantik dulu.
Tapi rumah itu tetap milikku, kesayanganku.
Dan aku tetap milikNya, kesayanganNya.



[230815]

AYKD

Hilangkan desingan pesawat
Apa yang kau dengar?
Hilangkan deru mobil-motor
Apa yang kau dengar?

Hilangkan seruan anak-anak
Apa yang kau dengar?
Hilangkan dengingan nyamuk
Apa yang kau dengar?
Hilangkan gemuruh di otakmu
Apa yang kau dengar?

Terdengarkah Suara itu sekarang?
Lembut, menentramkan
Sejuk, melegakan
Memberi kepastian
Membawa kebahagiaan.

Dengarkanlah dan teruskanlah mendengar Suara itu!
Itulah Suara Kekekalan!



[200815]

Tiap Hal Harus Berguna

Pisau bukanlah pisau, jika tidak mampu mengiris
Pena bukanlah pena, jika tidak mampu menulis
Hati bukanlah hati, jika tidak mampu mengasihi



[200815]

(Kali Ini) Kami Perlu Hujan

Hujan-hujanlah!
Makin lama makin lah deras!
Tanah kami sudah pecah,
Air kami sudah kering,
Tanaman kami sudah mati,
Kami perlu hujan deras!


[200815]

Cap Kupu-kupu

Suatu ketika sepasang tangan mengajakku, katanya:
“Marilah mampir di tamanku;
Taman ribuan daun, ratusan kelopak;
Di bantaran kali kota!”

Kataku kala mata menatap tamannya:
“Bolehkah kumiliki puluhan daun, belasan kelopak;
Walaupun tanpa bantaran kali kota.”

Sepasang tangan itu memberi lebih dari yang ku pinta:
“Milikilah setetes embun di taman ini;
Sebarkanlah dimanapun kau inginkan;
Niscaya daun-daun dan kelopak-kelopak tumbuh subur menyegarkan;
Tarian kupu-kupu, siulan burung, nyanyian kodok kan datang dan menggetarkan celah kekosongan hatimu…membawa anganmu laksana terbang ke awang-awang…mengkristal menjadi awan dan jatuh kembali ke bumi…membasahi semua yang kering…menumbuhkan yang tampak mati.”

Aku begitu terpesona dan padanya kupatrikan janji:
“Embun ini tidak akan sia-sia. Terima kasih tangan bercap kupu-kupu.”



[200815]

...

…and the sun sets over the horizon
…a silent night



[200815]