Friday, September 23, 2011

Bojong Pojok Sebelum Belok (3)

Bukan surya pagi yang ku dapatkan tapi torehan emas kala tenggelam yang dianugerahkan
Bukan terbitnya bulan yang ku terima tapi torehan emas kala tenggelam yang dianugerahkan


Bukan yang ku mau tapi yang ku butuhkan
Syukurku padaMu


[231111]

Bojong Pojok Sebelum Belok (2)

Dibalik tralis hitam ini, ribuan kisah terhampar:


Pak tua dengan becaknya, menunggu penumpang yang nyaris tiada
Pak kuningan dengan kiosnya, berjaga tiada henti lewati panas terik dingin hujan
Oma mandarin dengan salamnya, mengajar dan menjajakan kue murah
Pak pintar lidah dengan santainya, duduk sana duduk sini sesekali lari dikejar utang
Pak sumbangan dengan bukunya, ketok pintu berharap hari ini ada pemasukan
Ibu muda dengan dua anak, tiap hari masak dan sibuk urus anak
Pak sebelah kampung dengan kambingnya, melihat dari jauh kawanannya melindas tumbuhan dan melahap semua daun
Pak galon dengan berbagai merek, hilir mudik kirim air terkadang gas
Bu warung dengan masakannya, murah meriah 24 jam dengan gula asli bukan buatan
Pengurus RT dengan edarannya, setiap bulan selipkan surat dibawah pintu tanda iuran harus dibayar
Eyang putri dengan eyang kakung, datang jauh dari kampung merawat cucu anak tersayang
Anak-anak dengan sepedanya, berani ngebut seolah masa depan sudah ditangan


Dibalik tralis hitam ini, ku saksikan ribuan kisah terhampar


[231111]

Bojong Pojok Sebelum Belok

Kala detik menit jam minggu bulan tahun adalah sebuah upaya
Mencari mengharap mencari mengharap mencari mengharap 
Di ujung penantian mendapatkan yang dicari dan diharap

Percepatan nyatalah dalam tuntunan Sang Maha
Lutut tertekuk tangan bertaut airmata mengucur

Warna warnaku terpoles indah dalam kesederhanaan tata
Daun menghias ornamen di sekitaran
Melingkupiku...


[231111]

Thursday, September 22, 2011

Tabik Sang Mentari

Dalam keheningan pagi
Ku sentuhkan hangatku pada tiap yang hidup...yang tak bernyawa...
untuk bersujud pada Sang Kala


...dan saatnya aku menuju ke seberang
melewati tumpukan samudera...mencari yang bernafas...


Berputar berputar...memberi...memberi...dalam siklus nyaris abadi
Adakah yang lebih baik selain meniti rentangan masa:
menyambut, menyaksikan, melepas butiran kisah dalam wadah sejarah


[221111]

Andai Tuhan Bicara: Sebuah Puisi

Ku limpahkan air untukmu dan anak cucumu. Sudahkah kau jaga sepenuh hati?
Ku buat onggokan tanah menjadi keras untuk menopang hidupmu. Sudahkah kau rawat sebagaimana Aku merawat hidupmu?
Ku tanam banyak tumbuhan untukmu dan keturunanmu. Sudahkah kau pelihara sebagaimana tubuhmu?
Ku berikan hanya 24 jam. Sudahkah kau lakukan yang berarti?
Ku sediakan satu hari untukmu beristirahat? Sudahkah kau lakukan?


Sudah Ku jadikan diriKu sebagai jembatan kehidupan..dan Ku teteskan darahKu untuk mewarnainya. Akankah kau tundukkan kepala dan mengucap syukur atas hidupmu?


[221111]